Monday, May 3, 2010

KALAU SAJA MANUSIA BISA MEMINTA…!!!

KALAU SAJA MANUSIA BISA MEMINTA…!!!

Di sore hari, kebetulan saya di kamar kosan mempunyai sebuah Aquarium. Yah, lumayan cantik dan indah. Walaupun, tidak seindah mentari yang menyinari bumi disore itu. Hmmm, saya perhatikan ikan yang ada dalam Aquarium itu dengan seksama. Asyik ! adem rasanya hati ini melihat ikan. Ia hidup tanpa rasa beban, dan selalu gembira. Ia lari kesana-kemari dengan riangnya.

Seketika, terlintas dalam fikiran. Lalu, saya berkata pada diri sendiri, sambil memperhatikan ikan satu persatu. Ada yang lari ke kanan, ada yang lari ke atas, ada juga yang kejar-kejaran sama temannya. Dengan riangnya ikan itu bermain tanpa rasa bosan sekalipun. Bagaikan pasangan kekasih yang sedang di mabuk cinta.

Kemudian, saya bergumam sendiri. Apa ikan itu, merasa bosan, merasa jenuh, merasa bt, merasa stres tidak yah. Seperti, kebanyakan manusia. Jawabannya, saya sendiri pun tidak tahu. Munkin karena keterbatasan saya sebagai manusia yang tidak mengerti bahasa hewan yang bernama ikan.

Tetapi, yang menjadikan saya kagum terhadap ikan tersebut, mereka dengan riang dan gembiranya tanpa beban ikan itu hidup di dalam air yang berada dalam Aquarium. Saya perhatikan mereka dengan cermat. Ah, bahagia sekali ikan itu.

Jadinya, saya seperti orang gila sendiri ( upss, tidak donk, intermezo). Kemudian, saya berkata kepada ikan itu, tentunya dengan bahasa-bahasa saya sendiri donk.....hehe, mereka paham atau tidak. Yang penting saya sendiri paham.

Begini, saya berkata pada ikan, “alangkah bahagianya yah! engkau ikan hidup, engkau hidup tanpa beban, tanpa banyak keinginan, dan tanpa banyak masalah yang sering manusia hadapi”. Seperti, saya ini. Tetapi, engkau selalu hidup bahagia”.

Ikan pun, membisu seribu bahasa tidak menjawab perkataan saya. Hmmm, yah! memang ikan tidak bisa bicara. Coba, kalau ikan bisa ngomong, pasti mereka tak pernah bohong. Mereka hanya melihat saya dengan matanya tanpa berkedip sedikitpun. Kalau pun mereka berkedip, waaaaah ! saya yang jadi ketakutan sendiri. Pastinya, saya sudah ngacir sambil menggunakan jurus langkah seribu. Kalau perempuan cantik yang ngedipin sih, tidak tau yah! Hmmm, Ini ikan yang ngedipin matanya, aneh kali,...heheh.

Sebenarnya, tidak ada hubungannya ikan dengan tulisan ini. Hanya, saya suka makan ikan. Habisnya, ikan enak sih. Apalagi, ikan makanan yang bergizi. Ah, jangan tanya masalah pergizian saya kurang paham. Lagian, saya bukan dokter ikan yang paham tentang permasalahan ikan dilihat dari segi kesehatan. Ataupun, dari segi yang lainnya. Tahunya, saya ikan adalah makanan yang enak dan bergiji, itu saja.

Begini, ikan juga sama-sama makhluk ciptaan Tuhan seperti manusia. Tidak ada bedanya dengan manusia. Apalagi, kalau kita lihat dalam segi ilmu Mantiq (logika) kita sama ikan, adalah sama-sama hewan. Hanya, bedanya kalau manusia adalah hewan yang berakal, kalau ikan hewan yang tidak berakal.

Jadi, intinya kita sama juga donk dengan ikan dan makhluk yang lainnya, sama-sama hewan. Nah, lho kita disamakan dengan ikan atau hewan yang lainnya. Anda jangan salah paham dan marah dulu sama saya yah. Tunggu dulu, kemarahan anda sebentar. Kata orang engga baik lho suka cepat marah. Jadi, bedanya apa? Ah, sebenarnya kita dalam segi bentuk dan rupa saja sudah beda dengan ikan. Terus, yang dimaksud saya agar kita beda dengan ikan, apanya?

Nah, itu tadi kita makhluk Tuhan yang telah diberikan kelebihan akal untuk berfikir. Beda dengan makhluk-makhluk yang lainnya. Kita bisa jadi lebih mulia dari malaikat. Apabila, kita bisa menggunakan akal dengan baik. Dan kita juga bisa jadi lebih rendah daripada Syaitan dimata Tuhan. Apabila, kita menggunakan akal yang telah diberikan-Nya tidak baik.

Karena akal membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Dengan akal, manusia bisa memilih, berfikir, bertindak, dan menjalankan segala apa yang telah di perintahkan Tuhan kepada-Nya. Dengan akal bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk.

Begitu juga, kita dengan hewan yang namanya ikan. Nasib kita akan sama seperti ikan, kalau kita tidak bisa menggunakan kelebihan kita dengan baik. Bahkan, bisa jadi ikan akan lebih mulia daripada manusia di sisi Tuhan. sebagaimana Tuhan sendiri mengatakana “bahkan mereka akan lebih sesat daripada hewan”. Jika manusia tidak bisa menggunakan kelebihan akalnya dengan baik.

Wah, sedih sekali yah hidup kita. Ternyata, kita akan lebih rendah nilannya daripada ikan. Kalau segala kelebihan tidak digunakan dengan baik. Ikan sih masih enak dagingnya, dan masih bisa di konsumsi oleh manusia. Tapi manusia itu sendir? Aduh, tidak kebayang. Waktu hidup aja, udah tidak berguna, gimana matinya yah. Lagian, daging manusia udah tidak enak. Kecuali kanibal kali yang suka daging manusia.

Ah, kalau saja manusia bisa meminta. Saya akan meminta untuk dilahirkan kedunia ini menjadi ikan saja. Biar hidup ini, tidak mempunyai beban, tidak mempunyai tanggungjawab, tidak akan ditanya nanti di akhirat. Bebas dari segala pertanyaan dan tanggungjawab. Tapi, tidak bisa! Saya telah dilahirkan kedunia ini menjadi manusia.

Mmm, persis keinginan saya ini seperti orang yang menyekutukan Tuhan. ketika mereka meninggal dunia, tidak percaya adanya kehidupan lagi setelah dunia. Dan mereka tidak percaya dengan apa yang digambarkan Al-Qur’an. Kemudian setelah mereka meninggal dunia, ternyata semua yang diceritakan al-Qur’an itu benar.

Lalu, mereka berkata pada Tuhan. “wahai Tuhanku! kembalikan lagi aku kedunia, aku berjanji akan beriman kepada-Mu. Sekarang aku benar-benar percaya, dan menyesali atas segala perbuatanku waktu di dunia”. Kemudian Tuhan menjawab, “kemarin-kemarin kemana aja, kenapa anda baru menyadari sekarang. Sudah terlambat, sekarang tidak ada kata maaf bagimu. Coba, kalau Tuhan sudah berkata begitu. Sedih banget, sengsara hidup ini. Mau minta tolong sama siapa? Sedangkan ikan hidupnya bahagia bertemu Tuhannya.

Nasi telah menjadi bubur tidak bisa dirubah menjadi nasi kembali. Itulah hidup. Jangan mengatakan menyesal kalau sudah terjadi. Tapi, bagaimana penyesalan itu tidak terjadi. Kita diberikan akal untuk berfikir, yang membedakan kita dengan ikan dan makhluk yang lainnya. Bagaimana menggunakannya pemberian itu dengan baik. Agar hidup ini bermakna dan berarti. Sebagaimana yang Tuhan harapkan.

Bagaimana kita bisa mengisi kehidupan ini dengan makna dan arti. Bisa selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Bisa menggunakan akal dengan baik, sesuai dengan tuntutan Tuhan. Wallahu’alam.

Madinat Nasr, 3/5/2010

Ajidin.

No comments: