Tuesday, April 27, 2010

Persahabatan

Persahabatan

Persahabatan, kata ini munkin sangat akrab ditelinga saya, atau juga ditelinga anda semua. Apalagi kalau anda teringat dengan sebuah judul lagu dari, Zigaz (Sahabat jadi cinta)”. Seperti potongan lagunya; “satu kata yang sulit terucap, hingga bathinku tersiksa, Tuhan tolong aku jelaskanlah perasaanku berubah jadi cinta, tak bisa hatiku menapikan cinta, karena cinta tersirat bukan tersurat”........., wooow ! sangat dalam kata-katanya, sehingga saya terinspirasi ingin menulis disini. Kata orang kapan, dan dimanapun anda kalau mendapatkan inspirasi untuk menulis maka tuliskankanlah, walaupun itu hanya sekadar curat-coret biasa saja. Maka dari itu, saya ingin mengawali tulisan tentang persahabatan dengan sebuah potongan lagu tersebut. Tidak aneh dan asing lagi kata-kata persahabatan itu sebenarnya, karena sudah banyak orang yang membahas, menulis, sampai mendiskusikannya. Apa sebenarnya arti persahabatan itu?. Saya juga tertarik ketika banyak teman-teman yang sering berbicara tentang arti sebuah persahabatan. Tapi yang menarik bagi saya dalam pembicaraan itu, ketika salah satu dari teman saya bertanya, kenapa yah! Kok, banyak sekali terjadi persahabatan menjadi cinta.......,nanti dulu bro..,munkin yang anda bicarakan semua tentang persahabatan antara lawan jenis, bukan persahabatan sesama jenis, bagaimana persahabatan sesama jenis menjadi cinta, uupps...., homo kalee...nanti dulu jangan anda terburu-buru negatif thingking tentang arti persahabatan sesama jenis menjadi cinta, atau homo. Dan jangan salah meng-artikan cinta antara sesama, dan disamakan dengan arti cinta terhadap lawan jenis. Karena saya, atau anda bukan kaum gay yang berada di belanda, Amsterdam yang eksistensinya dilegalkan.

Dengan melirik seraya tersenyum manis saya menjawab, ..(hmmmm, tersenyum manis padahal, memang manis hehe...), nah! kalau masalah yang satu ini, saya pun tidak tahu, tetapi sedikitnya saya akan menjawab sesuai dengan persepsi dan kemampuan saya sendiri, karena semua orang boleh punya paradigma yang berbeda-beda. Maybe, yang anda katakan persahabatan menjadi cinta antara lawan jenis. Hal tersebut sudah tidak asing lagi ditelinga saya, dan telinga anda pun. Karena kita sering mendengarnya. Bisa jadi, persahabatan antara lawan jenis menjadi cinta karena salah satu di antara mereka telah mengetahui karakternya masing-masing. Sebenarnya jalinan persahabatan boleh dilakukan oleh siapa saja yang mengaku sebagai makhluk sosial. Karena kita hidup tidak akan terlepas dari yang namanya persahabatan, apakah itu persahabtan dilakukan antara lawan jenis, atau bukan. Sebagai makhluk sosial dengan pastinya kita memerlukan orang lain, kita tidak munkin hidup dengan sendirinya dan tidak membutuhkan orang lain. Apakah orang lain itu, sebagai teman, sahabat, kakak, saudara, adik, orangtua, dan yang lainnya.

Dalam kehidupan kita sering membutuhkan orang lain, apakah orang lain itu sebagai sahabat, sebagai kakak, saudara, atau sebagai teman special kita. Bisa juga, teman atau sahabat tempat kita berbagi, tempat curhat, atau tempat kita mencurahkan kesedihan, atau kebahagian ketika kita sedang mengalaminya. Karena ketika kita sedang mengalami kesedihan, ingin kita mencurahkannya kepada seseorang yang bisa mendengar, memberikan ketenangan dalam jiwanya. Tidak menutup kemunkinan semua orang mempunyai pengalaman seperti itu, termasuk saya dan anda. Dengan proses seperti itu, munkin satu sama lain mengetahui karakter, serta watak masing-masing yang pada akhirnya menimbulkan rasa sayang, atau cinta yang tidak di sadari kapan datang, dan dari mana awalnya. Proses waktu itulah yang mengantarkannya ke arah sana. Dengan proses itu, orang tidak akan lagi melihat siapa sahabat, atau temannya yang sering diajak ngobrol, atau curhat mempunyai fisik jelek atau tidak. Akan tetapi perhatian dan dorongan, serta motivasi yang ia terima ketika sedang mengalami kesedihan, dan ia selalu ada ketika ia membutuhkannya. Itu-lah munkin persahabatan timbul menjadi sebuah kasih sayang. So, pastinya semua orang punya donk! Tempat yang anda percayai untuk bercurhat, bercerita, berbagi pengalaman, atau untuk berbagai cerita sedih dan duka. Apakah itu berbentuk teman, kakak, sahabat, atau orang tua, atau juga orang yang special di mata anda. Yang jelas teman kita selalu membuat kita bahagia ketika kita mendapatkan kesedihan, selalu memberikan motivasi ketika kita tidak lagi mempunyai semangat hidup, selalu memberikan solusi ketika kita mendapatkan masalah, dan selalu memberikan gairah hidup untuk selalu bangkit dalam keterpurukan. Satu sama lain, saling membagi dan memberi. Hmmm, saya tidak akan membahas panjang lebar disini, karena anda lebih tahu daripada saya. Akan tetapi saya akan menulis sebuh kisah yang mudah-mudahan memberikan manfaat bagi saya, dan anda.

Di ceritakan ada dua orang yang bersahabat dengan baik, lagi saling percaya diantara keduanya. Sebut saja, mereka adalah Ali dan Umar. Sebagaimana diceritakan keduanya juga sering berbisnis bareng, sehingga kalau pun mendapatkan keuntungan pastinya sama-sama, dan selalu dibagi rata tidak pilih kasih. Singkat cerita, setelah sekian tahun lamanya mereka bersahabat tidak pernah mengalami perselisihan dan permusuhan, kalaupun ada masih tetap bisa ditolerir oleh keduanya dengan baik. Pada suatu hari keduanya mengadakan rapat bersama untuk menyusun rancangan, dan menetapkan transaksi perdagangan besar. Maka setelah adanya pertimbangan, dan ketetapan rencana diantara keduanya dengan melihat-melihat kondisi perdagangan tersebut. Secara tiba-tiba Ali mengusulkan untuk menangguhkan transaksinya, sedangkan Umar mengusulkan agar mempercepat trasaksi sebelum kesempatan yang sangat berharga itu hilang. Umar pun bersisi keras dengan pendapatnya itu untuk mempercepat transaksi, dan tanpa mengindahkan pendapat sahabatnya. Bahkan ia lupa, bahwa diantara ia dan sahabatnya ada hubungan kasih sayang, dan persahabatan yang terjalian sekian lama. Singkat cerita antara dua sahabat tadi terjadi perang dingin yang mengakibatkan diantara keduanya renggang satu sama lainnya. Karena keduanya sama-sama egois tidak mau mengalah. Bahkan Umar pun sempat terlintas dalam pikirannya untuk mengakhiri tali persahabatannya dengan Ali yang telah terjalin begitu lama itu.

Ternyata yah, persahabatan yang telah terjalin begitu lama pun, bisa pudar dengan seketika. Karena akibat kesalahpahaman diantara keduanya. Sebagai manusia biasa saya katakan hal itu, wajar-wajar saja, karena kita hidup tidak munkin selamanya berjalan dengan mulus. So, pastinya ada bumbu-bumbu yang bisa mempererat, atau membubarkan tali persahabatan tadi, apakah dengan beda pendapat atau dengan yang lainnya, seperti yang terjadi antara Umar dan Ali. Yang paling penting bagaimana diantara keduanya bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik.
Lanjut pada cerita diatas tadi, kemudian Umar pun pulang kerumahnya dalam keadaan penuh emosi. Akan tetapi ketika ia sampai dirumah, Umar menyadari dan ia berfikir lagi dengan kepala dingin tanpa emosi. Bahkan ia bisa berpikir dengan santai dan jernih. Dan pada akhirnya ia berkata pada dirinya sendiri; “sesungguhnya benar pendapat sahabat saya Ali, bagaimana saya harus marah dan benci, lagi memusuhi terhadap sahabat saya itu, bahkan saya telah menghancurkan tali persahabatan yang telah terjalin begitu lama”. Maka ketika Umar bangun dipagi hari, kemudian ia bergegas pergi kerumah sahabatnya Ali. Lalu ia berkata kepada sahabatnya dengan penuh rasa penyesalan. “Apakah anda tahu wahai Ali?, Sesungguhnya seorang muslim itu tidak halal baginya memusuhi saudaranya lebih daripada tiga hari. Dan aku sekarang telah datang kepada anda untuk mengadakan perdamaian sebelum waktu tiga hari itu tiba”.

Kemudian Ali menjawab seraya menebarkan senyuman manis diwajahnya; “saya tahu! demi Allah, sesungguhnya saya telah berniat hendak pergi kerumah anda, akan tetapi saya lebih mencintai anda yang pertama memulai perdamaian ini, karena sesungguhnya dua orang yang saling bermusuhan itu lebih baik bagi orang yang memulai pada saudaranya perdamaian, dan anda adalah lebih baik daripada saya”. Kemudian Umar berkata lagi; “Tidak sahabat, bahkan demi Allah! anda lebih baik daripada saya”. Lalu keduanya saling berangkulan dan bersalaman, dan selanjutnya mereka berdua duduk bersama sambil membahas tentang acara bisnisnya yang sempat tertinggal karena adanya kesalah pahaman. Akan tetapi sekarang keduanya saling memahami dan saling pengertian. Woow, indahnya apa yang telah dilakukan Ali dan Umar, mereka sama-sama berlomba untuk mendapatkan kebaikan.

Saya ketika menulis kisah tentang Ali dan Umar hanya bisa berkata, subhanallah, ternyata persahabatan yang di dasari dengan ikatan iman, dan ketakwaan yang kuat akan membuahkan kebahagian dan keindahan hidup. Saya, anda, dan kita semua pastinya mempunyai sahabat yang baik, atau kakak yang baik, atau orang tua yang baik, saudara yang baik, dan sahabat yang baik yang bisa memberi kepada anda, ataupun saya kebahagian. Apakah semua itu rekan bisnis, patner kerja, teman kuliah, teman special, teman curhat, teman berbagai pengalaman, dan yang lainnya. Semuanya tergantung kita mewarnainya, kalau kita mewarnainya dengan baik, insya Allah semuanya akan baik. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Umar dan Ali dalam cerita diatas. Saya ingin seperti Ali, dan saya juga ingin seperti Umar yang keduanya sama-sama pengertian, saling memahami karena pondasi dasar keduanya adalah, keimanan dan ketakwaan yang kuat. Boleh umur terus berkurang, boleh waktu terus berubah, boleh keinginan selalu berbeda, boleh cita-cita selalu berbeda, boleh ide-ide selalu berbeda, boleh nyawa memisahkan antara keduanya, akan tetapi tali persahabatan akan tetap abadi. Apabila semuanya di dasari keimanan dan ketakwaan yang kuat. Maka semuanya akan baik, bahkan ikatan persahabatannya akan menyelamatkan keduanya. Apakah anda masih setuju sahabat jadi cinta, seperti yang digambarkan lagu diatas, atau kisah yang saya tulis. Hmmm, semua itu terserah anda bagaimana mewarnainya. Walluhu’alam.

Bawabah tiga - Cairo
9/4/2010
Ajidin